Sekembalinya ibuku ke Makassar, hidupku di kosan
terasa sangat sepi. Teman-temanku yang berasal dari Makassar semuanya
pulang kembali ke Makassar. Sungguh, kehadiran ibuku selama 5 hari di
STAN sangat berarti bagiku karena tanpanya aku tidak akan memperoleh
semangat hidup dan semangat berkuliah yang begitu besar.
Ku
pikir, ada gunanya juga aku lulus di STAN. Dengan lulusnya aku di STAN,
aku juga sekaligus
bisa keliling kota-kota besar di pulau Jawa. Perjalanan ini bermula ketika ayahku mengajakku untuk berlebaran di Yogyakarta karena beliau memang telah berada di sana untuk menyelesaikan studi S3-nya. Beliau menugasi kakak sepupuku untuk mengantarku ke Stasiun Gambir. Perjalanan Jakarta-Yogyakarta dengan kereta api terasa sangat berkesan bagiku karena aku baru pertama kali naik kereta api. Selain itu, teman dudukku di kereta api kelas Eksekutif itu adalah seorang gadis yang sangat baik. Dia beberapa tahun lebih tua dariku dan yang membuatku sangat tertarik adalah karena dia tahu banyak tentang Islam walaupun dia itu sebenarnya Non-Muslim. Itulah hal yang membuatku bahagia selama perjalananku menuju Yogyakarta. Aku tak menyangka bahwa ternyata di dunia ini ada orang yang sebaik dia. Dia bahkan cukup tertarik tentang ajaran-ajaran Islam yang menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Saat itu aku berpikir bahwa aku akhirnya menemukan sosok Maria yang ada di dalam novel Ayat-Ayat Cinta karangan Kang Abik. Sungguh, dialah Maria itu. Dialah gadis Non-Muslim yang mampu membuatku terkagum-kagum karena pengetahuannya tentang Islam yang sangat luar biasa. Pertemuan kami berakhir saat dia memutuskan untuk turun di stasiun kota Purwokerto. Ia tersenyum manis padaku sambil mengucapkan selamat tinggal. Menit-menit setelah itu, menit-menit menuju stasiun berikutnya, aku serasa telah mendapat suntikan semangat dari seorang gadis yang ku kenal di atas kereta itu. Gadis yang hebat dan memukau lewat kata-katanya yang menyentuh. Setelah kereta itu berjalan lagi meninggalkan stasiun Purwokerto, aku pun akhirnya memiliki semangat itu untuk menjejaki hidupku selanjutnya.
bisa keliling kota-kota besar di pulau Jawa. Perjalanan ini bermula ketika ayahku mengajakku untuk berlebaran di Yogyakarta karena beliau memang telah berada di sana untuk menyelesaikan studi S3-nya. Beliau menugasi kakak sepupuku untuk mengantarku ke Stasiun Gambir. Perjalanan Jakarta-Yogyakarta dengan kereta api terasa sangat berkesan bagiku karena aku baru pertama kali naik kereta api. Selain itu, teman dudukku di kereta api kelas Eksekutif itu adalah seorang gadis yang sangat baik. Dia beberapa tahun lebih tua dariku dan yang membuatku sangat tertarik adalah karena dia tahu banyak tentang Islam walaupun dia itu sebenarnya Non-Muslim. Itulah hal yang membuatku bahagia selama perjalananku menuju Yogyakarta. Aku tak menyangka bahwa ternyata di dunia ini ada orang yang sebaik dia. Dia bahkan cukup tertarik tentang ajaran-ajaran Islam yang menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Saat itu aku berpikir bahwa aku akhirnya menemukan sosok Maria yang ada di dalam novel Ayat-Ayat Cinta karangan Kang Abik. Sungguh, dialah Maria itu. Dialah gadis Non-Muslim yang mampu membuatku terkagum-kagum karena pengetahuannya tentang Islam yang sangat luar biasa. Pertemuan kami berakhir saat dia memutuskan untuk turun di stasiun kota Purwokerto. Ia tersenyum manis padaku sambil mengucapkan selamat tinggal. Menit-menit setelah itu, menit-menit menuju stasiun berikutnya, aku serasa telah mendapat suntikan semangat dari seorang gadis yang ku kenal di atas kereta itu. Gadis yang hebat dan memukau lewat kata-katanya yang menyentuh. Setelah kereta itu berjalan lagi meninggalkan stasiun Purwokerto, aku pun akhirnya memiliki semangat itu untuk menjejaki hidupku selanjutnya.
Kota Yogyakarta ternyata
lebih indah dan lebih eksotis dibandingkan dugaanku selama ini.
Akhirnya, aku bisa juga menginjakkan kakiku di Kota Pelajar ini. Kota
ini memang jauh lebih kecil daripada Jakarta, namun juga jauh lebih
teratur daripada Jakarta. Aku tiba di Yogya pada saat senja mencapai
puncaknya. Aku berada di Yogya selama 17 hari. Selama liburan panjang
itu, aku telah mengunjungi banyak sekali tempat wisata baik yang ada di
Yogya maupu yang ada di Solo. Selama di Yogya, aku tidak merasa kesepian
karena ada sepupuku yang menemani hari-hariku. Dia hampir setiap hari
mengajakku jalan-jalan mengelilingi kota Yogya. Namanya Kak Irma.
Kunjunganku yang pertama di Yogya adalah Kraton Yogya. Di sana aku
melihat bahwa sifat kerajaan yang dimiliki Yogya masih sangat kental. Di
depan kraton, berdiri sebuah pohon besar yang dipagari. Nampaknya,
pohon itu sudah berusia sangat tua sehingga harus dipagari. Apalagi
pohon itu tumbuh tepat di depan istana kraton.
Kunjunganku
semakin banyak setelah lebaran. Pertama, aku mengunjungi Tugu yang konon
katanya merupakan tempat para pejuang Yogyakarta merayakan kemerdekaan
Indonesia. Tugu itu sendiri merupakan sebuah tiang besar yang berada di
jantung kota Yogyakarta. Hari berikutnya, aku mengunjungi Candi
Prambanan yang letaknya di perbatasan kota Yogya dan kota Solo.
Ternyata, ada banyak sekali candi yang masih dalam proses pemugaran
karena bencana gempa yang pernah melanda kota ini. Ketika menginjak
kompleks candi, aku tak hentinya berdecak kagum melihat keagungan karya
manusia yang mungkin tak pernah ku bayangkan sebelumnya tentang
bagaimana cara membangunnya. Satu kata yang mampu terucap saat itu :
Indah.
Hari selanjutnya, aku mengunjungi kebun binatang Gembira
Loka, salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia. Terakhir, aku
pergi berkeliling kota Solo dengan menggunakan kereta api termurah di
Jawa. Yah, sungguh liburan di Yogyakarta memang menjadi liburan yang
paling menyenangkan seumur hidupku.
Setelah hampir sebulan aku
menikmati liburanku di Yogya, aku pun berencana kembali ke Jakarta untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan DINAMIKA nanti.
Ayahku menemaniku selama 3 hari di Jakarta sebelum akhirnya kembali ke
Makassar karena ada hal yang harus beliau selesaikan di sana.
Seminggu setelah kedatanganku kembali ke STAN, aku dihadapkan pada
sebuah kegiatan pertamaku di STAN, yaitu kegiatan PRA-DINAMIKA dan
kegiatan DINAMIKA. DINAMIKA atau Studi Perdana Memasuki Kampus adalah
langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang mahasiswa STAN untuk
mengenal kampus tercintanya. Banyak manfaat dan kenangan yang diperoleh
oleh seorang mahasiswa STAN setelah ia mengikuti DINAMIKA. Bagi
universitas lain, tujuan pelaksanaan DINAMIKA di STAN hampir sama saja.
Bedanya, di DINAMIKA sama sekali tidak dikenal ‘permainan fisik’ yang
biasanya dilakukan oleh senior kepada juniornya seperti di kampus-kampus
lain. DINAMIKA tidak menonjolkan kekerasan fisik, melainkan lebih
menekankan kedisiplinan kepada juniornya. Menurutku, memang sebenarnya
bukan kekerasan yang membentuk mental seseorang. Kekerasan justru
membuat seseorang trauma dan membentuk pribadinya menjadi pribadi yang
suka memberontak. Sebaliknya, kedisiplinanlah yang mampu membentuk
mental seseorang menjadi mental juara, mental pemenang, mental
pemberani, dan mental intelektual.
Sebelum DINAMIKA dimulai,
kami terlebih dahulu dibagi menurut kelompok-kelompok yang telah
ditentukan oleh panitia DINAMIKA. Aku sendiri masuk dalam kelompok 70
gugus Jingga. DINAMIKA diawali dengan pembukaan oleh Direktur STAN Bapak
Kusmanadji. Kemudian, selanjutnya DINAMIKA diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang cukup melelahkan namun inspiratif. Bayangkan
saja, kami diperintahkan untuk mengingat sebuah password yang hanya
diulang 2 kali oleh Raka Peneva. Selain itu, di tengah malam, kami
seringkali mendapatkan tugas mendadak, misalnya mengarang tentang
sesuatu yang kita cita-citakan. Inilah tantangannya. Jika kita tidak
siap fisik dan mental, maka sulit bagi kita untuk melaksanakan
tugas-tugas DINAMIKA yang memang cukup berat.
Di dalam DINAMIKA,
ada sebutan Raka dan Rakanita. Raka adalah sebutan untuk kakak tingkat
laki-laki dalam acara itu sedangkan Rakanita adalah sebutan untuk kakak
tingkat perempuan. Dalam DINAMIKA, bidang Peneva ( Penilai dan Evaluasi )
adalah bidang yang memiliki otoritas untuk memberikan tugas-tugas
DINAMIKA dan menilainya. Ciri-ciri mereka adalah selalu memakai
dresscode dan handband berwarna merah. Sebutan untuk mereka adalah Raka
Peneva. Selain itu, ada juga bidang Mentoring. Bidang Mentoring bertugas
sebagai pembimbing sebuah kelompok dalam DINAMIKA. Ia juga merupakan
penanggung jawab kelompok tersebut. Sebutan mereka adalah Raka Mentor.
DINAMIKA diadakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 12 hingga 14
Oktober 2009. Kenangan dalam acara DINAMIKA selalu tersimpan dalam
memori otakku karena memang acara tersebut sangat berkesan bagi seluruh
mahasiswa-mahasiswi baru STAN. Banyak sekali pelajaran hidup, hikmah,
dan manfaat dari kegiatan itu. Seorang Raka Peneva bernah berkata di
hadapan ribuan mahasiswa-mahasiswi baru STAN, “DINAMIKA memang bukanlah
segalanya. Namun, segalanya bisa berawal dari DINAMIKA”. Kata-kata
inilah yang kemudian semakin membakar semangat kami untuk segera
merasakan bagaimana rasanya berkuliah di STAN.
Tibalah saatnya
untuk mengawali kuliah perdanaku di STAN. Siang itu, wajah-wajah para
mahasiswa yang ceria mulai memacu adrenalinku. Aku semakin semangat
untuk menerima pelajaran untuk mata kuliah pertamaku di STAN, yaitu mata
kuliah Pengantar Akuntansi. Ratusan mahasiswa melangkahkan kakinya
dengan semangat menuju sebuah gedung kuliah termewah yang pernah
kulihat, Gedung I. Gedung ini adalah gedung kuliah sementara yang
digunakan oleh semua mahasiswa STAN, mulai tingkat 1 hingga tingkat 3
D3, bahkan juga sebagai tempat kuliah D4. Perlu diketahui, bahwa saat
itu, hanya gedung I-lah satu-satunya gedung yang digunakan berkuliah
karena gedung-gedung lain masih dalam proses renovasi. Mari kita
lanjutkan pembahasan tentang gedung yang unik ini. Bentuk fisik gedung
kuliah ini agak mirip dengan gedung-gedung SMA yang ada di Jepang.
Dengan tampilan yang futuristik dan elegan, gedung I menjadi gedung
kuliah primadona bagi anak-anak STAN. Bahkan, menurutku, gedung kuliah
ini adalah gedung kuliah bintang 5. Toiletnya hampir sama dengan toilet
di hotel-hotel dan bioskop. Apalagi ruang kuliahnya yang mirip dengan
ruang kuliah yang ada di Jepang. Inilah gedung kuliah termewah yang
pernah kulihat. Aku sangat terkagum-kagum melihat semua fasilitas ini.
Bulan Oktober yang panasnya hampir mampu membakar kulitku tak
menyurutkan tekadku untuk berkuliah walaupun jadwal kuliahku sangat
berantakan akibat adanya pembangunan besar-besaran di STAN. Di bulan
inilah, puncaknya pemadatan kuliah untuk semua anak STAN. Kami berjibaku
menghadiri seluruh mata kuliah walaupun terkadang kami pernah harus
menghadiri kuliah Bahasa Indonesia yang dimulai pukul 6 pagi. Bahkan,
tidak jarang ada juga kelas yang harus menghadiri kuliah hingga jam 11
malam, saat semua orang terlelap dalam tidurnya. Kupikir, tak perlu
kusesalkan jadwal kuliah yang seperti ini, karena ini adalah awal untuk
sebuah akhir yang indah. Toh, apabila pembangunan di STAN telah selesai,
maka kamilah, para mahasiswa STAN, yang akan menikmati hasilnya.
Memasuki bulan November, jadwal kuliahku menjadi agak sedikit longgar
karena 2 mata kuliah sebelumnya, yaitu Bahasa Indonesia dan Pengantar
Akuntansi telah habis masa kontraknya. Jadi, hari kuliahku berkurang
satu hari. Di bulan ini, panasnya matahari tak lagi mendominasi iklim di
STAN dan sekitarnya. Panasnya matahari tergantikan oleh siraman hujan
yang berawal di pagi hari dan berakhir di sore hari.
Kesibukan
kuliahku selama bulan Oktober hingga November mampu secara total
menghilangkan rasa sedihku terhadap Makassar. Kini, aku tak lagi
bersedih karena telah meninggalkan semua yang ada di Makassar. Rasa
sedihku layu terbakar rasa bahagia. Sementara itu, rasa rinduku terhadap
Makassar justru tumbuh bersemi dengan semakin cepat di dalam hatiku.
Aku selalu membayangkan bisa menginjakkan lagi kakiku di kampong
halamanku itu. Namun, setiap rasa rinduku itu muncul, aku harus
meyakinkan pikiranku bahwa aku tak boleh pulang secepat itu. Aku ingin
‘menabung’ rasa rinduku hingga bulan September sehingga tabungan rasa
rinduku bisa kukeluarkan nanti saja saat sudah penuh.
Desember
telah datang menyapa seluruh civitas STAN saat jadwal kuliah hampir
berakhir. Pertengahan semester di semester pertamaku di STAN akhirnya
datang juga. Kesibukan belajar meluap-luap di setiap kamar mahasiswa
STAN. Inilah saatnya bagi kami untuk menunjukkan bahwa mayoritas anak
STAN yang berlatar belakang pelajar IPA juga bisa menguasai pelajaran
anak IPS. Di pertengahan Desember menuju akhir Desember, gelombang arus
mudik anak-anak STAN yang ingin pulang ke kampung halamannya semakin
besar. Maklum saja, mulai pertengahan Desember hingga awal Januari
adalah hari libur panjang bagi semua anak STAN. Tiba-tiba saja, kampus
STAN menjadi sepi. Bahkan kos-kosan di daerah Kalimongso dan daerah
Sarmili seperti kota mati yang ditinggalkan penduduknya. Hanya kami yang
jauh dari kampung halaman yang tidak sempat pulang. Hampir semua
mahasiswa STAN yang berasal dari Jawa pulang ke kampung masing-masing.
Jika aku harus memberikan penghargaan kepada siapapun di STAN, maka aku
akan menghadiahkan penghargaan itu kepada semua pekerja yang telah
bekerja keras dengan seluruh tenaga mereka demi membangun dan
menciptakan STAN yang lebih baik dari sisi fasilitas. Aku sangat salut
dengan para pekerja, para kuli, tukang batu, tukang ledeng, tukang cor,
tukang listrik, dan tukang-tukang lainnya. Performance mereka dalam
pentas ‘pembangunan kembali’ wajah STAN yang baru patut diacungi jempol.
Mereka tampil ‘all out’ siang dan malam tanpa mengenal lelah membangun
dan lagi lagi membangun gedung-gedung STAN dan jalanan menuju kampus.
Aku yakin, mereka akan mempersembahkan ‘masterpiece’ mereka kepada
seluruh civitas STAN di akhir Januari nanti. Dan sekali lagi, aku yakin,
kami tak akan bisa berkuliah di tempat kuliah ternyaman di planet ini
tanpa bantuan para pekerja. Kami harus berterima kasih pada mereka.
“Terima Kasih, bapak-bapak pembangun STAN atas jerih payah Anda semua.
Semoga dengan pengorbanan Anda semua, kami bisa menjadi pelajar dan
pengabdi masyarakat yang baik dan adil. Terima Kasih untuk segalanya”.
Akhir Desember. Usiaku di STAN akhirnya genap 4 bulan. Terlalu muda
memang. Namun, selalu ada awal untuk akhir yang indah. Selalu ada masa
kecil yang bahagia untuk masa dewasa yang bijak. Dan selalu ada
kebahagian di setiap syukur yang kita ucapkan. Aku bersyukur kepada
Tuhan karena Dia telah menghadiahkan kado terindah dalam hidupku, yaitu
Dia telah menakdirkanku untuk kuliah di STAN. Aku tak tahu kata-kata
apalagi yang pantas kuucapkan selain kalimat indah “Alhamdulillahi
Rabbil ‘Alamin” ini. Tuhan, terima kasih kuucapkan atas segala anugrah
yang telah Engkau berikan kepadaku. Aku hanya bisa membalas rizki-Mu
dengan mengabdi dan taat kepada-Mu, ya Allah. Sekali lagi terima kasih,
ya Allah.
Akhirnya, kita telah sampai pada muara kisah
inspiratif ini. Kisah yang sangat panjang untuk ditulis dalam media
Facebook. Namun, tak ada kata terlambat untuk menyebarkan bibit-bibit
semangat kepada Anda semua, pembaca setia note-note ini. Semoga kisah
inspiratif yang penuh air mata saat aku menuliskannya ini bisa membawa
hikmah dan semangat bagi kita semua.
SELAMAT TAHUN BARU 2010.
Semoga di tahun yang baru ini, kita bisa melakukan yang terbaik yang
sebelumnya tak mampu kita lakukan. Semoga kita bisa melakukan perubahan
yang positif terhadap diri kita dan lingkungan sekitar kita. Dan satu
lagi, yakinlah pada mimpimu dan capailah mimpimu dengan melakukan yang
terbaik. Sampai Jumpa di catatan yang lain.
Catatan ini kupersembahkan untuk :
> Ibuku tercinta yang telah membimbingku dalam setiap langkahku. I love you so much, Mom !
> Keluargaku yang telah men-support aku hingga aku bisa lulus di STAN. Thanks, I Love You, all !
> Teman-Temanku yang seperjuangan denganku di STAN.
Taufik,
Afdal, Arman, Johan, Asnur, Reza, Faisal, Basit, Feri, Amal, Didi,
Wandi, Mario, Saddang, Nur, Tri, Lina, dan Marvi. Kalian adalah keluarga
terdekatku. Mari kita berjuang bersama-sama selama 3 tahun ini.
Harumkan nama almamater kita. Jangan sampai ada yang di-DO. Viva STAN.
>
Kalian pembaca notes ini dari part 1 hingga part 3 yang terakhir ini.
Terima kasih ya udah membaca catatan yang gak penting ini. Semoga kita
bisa bertemu lagi di catatan yang lain.
Akhir kata, SELAMAT TAHUN BARU 2010 dan SELAMAT BERJUANG MENEMPUH RINTANGAN BARU DI TAHUN INI. TETAP SEMANGAT !!!
Salam Hangat
Rama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar