Senin, 04 Juni 2012

Rekayasa Cinta (1)

Cinta. 
Kini sudah direkayasa. Diolak alik. Semanis madu. Tapi berbisa.

Cinta.
Kini sudah jadi dilema. Beritanya pun. Selalu jadi topik utama.

Nuasanya tak lagi melukiskan pesona indahnya kemesraan.
Jalinannya tak lagi menjanjikan masa depan kebahagiaan.

Kalau cinta sudah direkayasa dengan gaya canggih luar biasa.
Rindu buatan, rindu sungguhan, susah dibedakan.

Kalau cinta sudah direkayasa, banyak bocah disulapnya dewasa.
Budi yang kaya. Adat budaya. Tak lagi terjaga.

Lagunya Camelia Malik ini emang lagu yang lawas banget. Tapi, jangan liat lawasnya. Liat maknanya. Dalam banget. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana cinta itu bisa menyulap hal-hal yang terlihat baik menjadi buruk. Istilah kerennya "Rekayasa Cinta".

Cinta itu rasanya kadang seperti narkotika. Bisa bikin orang yang sedang dimabuk olehnya menjadi melayang. Berasa seisi dunia ini jadi sangat indah. Sangat manis. Orang yang ngerasain cinta suka ngomongin kalo cinta yang mereka rasain itu gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pokoknya serba indahlah. Padahal, belum tentu yang mereka rasakan itu cinta yang sebenarnya. Cinta yang sebenarnya itu datang dari hati yang ikhlas, tulus, dan suci. Tidak ada niat untuk menodai dan menyakiti.

Nah, yang jadi permasalahannya adalah gimana kalo yang ngerasain cinta itu adalah anak-anak muda jaman sekarang. Berabad-abad yang lalu (lebay), gak, gak, pada zaman dahulu, waktu masih jamannya bapak dan ibu kita, cinta dan pacaran adalah dua hal yang sangat tabu dibicarakan dan dilakukan oleh sepasang muda-mudi. Walaupun ada sepasang muda mudi yang saling merasakan cinta, mereka jarang sekali menunjukkan perasaan dan kemesraan mereka ke publik. Untuk sekedar pegangan tanganpun, mereka mengganggap tabu. Tau kenapa ? Karena dulu, para orang tua sangat mewanti-wanti anaknya untuk menjaga keperjakaannya (bagi cowok) dan keperawanannya (bagi cewek). Dulu kala, para orang tua sangat keras melarang anak-anaknya keluar berdua-duaan dengan cowok yang bukan muhrim.

Namun, seiring perubahan zaman, ketabuan itu pun perlahan ditinggalkan. Orang tua pada masa kini kebanyakan cuek dan tidak mau ambil pusing atas pergaulan anaknya. Mereka tidak mau melarang anaknya untuk memilah dan memilih mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang tidak baik, karena pada masa mudanya dulu, para orang tua itu telah merasakan pahitnya dijaga oleh orang tua mereka, sehingga mereka tidak ingin lagi hal itu terjadi kepada anak-anak mereka. Jadilah, mereka membebaskan anak-anak mereka untuk bergaul sebebas mungkin.

Memang tidak semua orang tua seperti contoh di atas, namun masih ada pula orang tua yang seperti itu. Yang lebih parah adalah, ketika orang tuanya membebaskan, lalu anak-anaknya pun ikut bebas pula. Apa jadinya generasi muda ini.

Perbandingannya, jika zaman orang tua kita pada masa lalu mentabukan cinta dan pacaran, generasi muda yaitu kebanyakan dari kita saat ini malah melegalkan dan memperkenalkannya. Jika dahulu, pegangan tangan dianggap tabu dan tidak baik untuk dilakukan, maka saat ini pegangan tangan dianggap wajar-wajar saja. Pasangan muda-mudi zaman kita sudah mulai pamer kemesraan di berbagai macam media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Instagram, dan sebagainya. Mereka berpose seolah mereka telah menjadi suami istri. Mereka mengupload foto berangkulan, berpelukan, berciuman, berpangkuan. Astagfirullahaladzim. Benar-benar menjijikkan pose-pose foto muda-mudi jaman sekarang. Seperti tidak tahu adat istiadat orang timur saja. -__-"

Cinta dan nafsu emang bedanya tipis banget. Namun, setipis apapun perbedaan itu, jika kita mampu melihat lewat mata hati kita, pasti kita akan mampu membedakannya. Cinta dan Nafsu itu bisa dilihat dari perilaku pelakunya. Kalo emang dia mendasarkan hidupnya atas dasar Cinta yang tulus dan suci, dia tidak akan berminat sekalipun untuk menyakiti dan menodai orang yang dia cinta. Dia akan menunggu saat-saat dimana Tuhan menghalalkannya untuk berhubungan dengan orang yang ia kasihi. Nah, bedanya dengan nafsu, kalo nafsu itu menghalalkan segala cara untuk menodai orang yang dia sayangi. Misalnya pegangan tangan, pelukan, ciuman, dan lain-lain. Mereka berdalih bahwa itu semua adalah bentuk cinta dan kasih sayang. Padahal semua itu hanyalah cinta semu belaka yang dibuat oleh hawa nafsunya untuk menjebaknya ke lubang kesesatan.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar