Senin, 04 Juni 2012

Twitter dan Kepekaan Sosial Kita

Twitter.
Sebuah media jejaring sosial yang lumayan terkenal belakangan ini. Lewat twitter, arus informasi terkini mengalir dengan sangat deras karena twitter memang dirancang untuk memposting (istilah kerennya men-tweet) segala macam hal, mulai dari informasi, berita, curhatan, komunikasi antarpengguna, dan banyak hal lainnya.

Awalnya saya mencibir Twitter. Adik saya yang berusaha mati-matian untuk mengajak saya untuk pindah ke Twitter gara-gara saya suka nyampah status alay di Facebook pun akhirnya menyerah. Saya mencibir

Rekayasa Cinta (2)

(lanjutan)

Cinta. Nuansanya tak lagi melukiskan pesona indahnya kemesraan.
Ya benar sekali, di zaman sekarang, nuansa cinta sebenarnya yang mulai terjalin lewat prosesi kenal mengenal atau ta'aruf memang tidak populer. Mereka yang melakukan ta'aruf kebanyakan anak pondok pesantren yang benar-benar memahami hukum Islam tentang apapun, termasuk tentang Nikah. Marjin kelompok pasangan yang melakukan ta'aruf dibandingkan dengan merjin kelompok pasangan yang melakukan pacaran pra-nikah sangat jauh perbedaannya. Jadi, bisa dipahami bahwa cinta yang sebenarnya murni dan suci harus rela merenggut nilai-nilai kesucian dari diri pelakunya. Nafsu yang berkedok cinta.

Rekayasa Cinta (1)

Cinta. 
Kini sudah direkayasa. Diolak alik. Semanis madu. Tapi berbisa.

Cinta.
Kini sudah jadi dilema. Beritanya pun. Selalu jadi topik utama.

Nuasanya tak lagi melukiskan pesona indahnya kemesraan.
Jalinannya tak lagi menjanjikan masa depan kebahagiaan.