Demi masa. Sesungguhnya manusia mengalami kerugian. (Al-Ashr : 1-2)
Maha Benar firman Allah SWT. Orang-orang yang menyepelekan waktu itu adalah orang-orang yang paling merugi. Waktu gak bisa dimajukan walau sesaat, apalagi dimundurkan. Orang-orang yang bermimpi bahwa di masa depan akan ada mesin waktu untuk kembali masa lalu adalah omong kosong belaka. Waktu itu abstrak. Tidak bisa dilihat. Tidak bisa diraba. Apalagi diterawang. (Emang duit cepek ceng ? Seratus ribu-red). Jadi, gak mungkinlah ada orang yang bisa pulang ke masa lalunya. Bahasa alaynya non-sense itu mah.
Terutama saya. Saya adalah orang yang paling merugi, menurut pandangan diri saya. Karena, pertama, di masa lalu, saya hanya membuang-buang waktu untuk orang yang belum tentu bisa menjalani kehidupan bersama saya di masa depan. Benar-benar buang-buang uang, tenaga, dan tentunya buang-buang waktu. Huh. Ya, saya agak menyesal sih dengan sikap saya yang masih kekanak-kanakan pada waktu itu. Yang begitu saja percaya pada yang namanya kebahagiaan sejati yang diperoleh dari cinta semu. It's non-sense enough, isn't it ?
Kedua, saya tidak mampu memanfaatkan waktu dengan seefektif mungkin dalam seminggu ke belakang. Bayangkan saja, seminggu berlalu sejak hari UAS terakhir, dan saya masih belum bergeming untuk membuat outline PKL. Apa coba gunanya badan saya yang masih kekar ini ? Padahal 'waktu' itu gak pernah mau menunggu manusia. Manusia berleha-leha, 'waktu' tetap akan berlalu. Lalu, siapa yang salah ? Waktu kah ? Tentu saja manusianya yang salah, karena dia tidak pernah sadar bahwa waktu itu terus berlalu.
Saya jadi teringat kata-kata narasumber waktu acara seminar Reformasi Birokrasi beberapa minggu yang lalu di gedung Student Center STAN. Beliau berkata, "Orang Amerika dan orang Jepang mengatakan 'Time is running fast'. Sedangkan orang Indonesia mengatakan 'Waktu berjalan cepat'. Lalu, apa bedanya ? Kultur orang Amerika dan orang Jepang yang memang merupakan pekerja keras dan malu jika menunda-nunda pekerjaan menganggap bahwa 'Waktu itu berlari, bukan berjalan' sehingga anggapan itu akan menjadi cambuk bagi mereka untuk bekerja secara efektif dan efisien. Berbeda dengan orang Indonesia yang menganggap bahwa 'Waktu itu berjalan, bukan berlari', karena kultur kita memang mengajarkan bahwa waktu itu tak perlu dikejar karena setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri, sehingga ini akan membuat orang Indonesia enggan untuk menyelesaikan pekerjaannya secara tepat waktu. Bahasa kerennya, 'Kalo bisa dikerjakan besok, mengapa harus dikerjakan hari ini?'. Tak heran, bahwa ada yang menjuluki bahwa 'Bukan Indonesia kalo Gak Ngaret', karena kebanyakan dari kita memang tidak menghargai waktu"
Saya jadi merenungkan, kenapa saya terus-menerus membuka FB, membuka Twitter, padahal masih ada banyak prioritas-prioritas yang harus saya kerjakan, misalnya beribadah kepada Allah, mengerjakan Outline untuk Laporan PKL nanti, membaca contoh KTTA kakak kelas, membaca materi-materi yang bakal ada kaitannya sama bidang studi PKL, membaca metodologi penelitian, dan hal-hal bermanfaat lainnya.
Yah, kadang diri ini masih sulit mengendalikan hawa nafsu untuk bermain-main di dunia yang penuh kemayaan ini. #ngomongapague
Ya intinya begitulah, jika ingin sukses melebihi orang lain, maka manfaatkanlah waktu atau masa dengan sebaik-baiknya, karena sahabat-sahabat kita yang sekaligus juga menjadi kompetitor kita pasti punya time-management yang canggih. So, atur waktumu dengan baik ya.
*nasihat untuk diri sendiri, mari semangat dan bermotivasi :)
Bismillah :D
Waktu, bersahabatlah dengan saya. ^^
#kamar kosan
#Pukul 00:50 dini hari
#masih melakukan time-management dan idea-management untuk outline PKL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar